PARTNER DALAM SELF PUBLISHING ITU PENTING
Posted: 30-11-2012 08:08
Sender:
Sender:
November 2010, adalah awal saya mengenal penerbitan indie/self publishing. Saat
itu kebetulan 1 tulisan saya masuk dalam buku Charity for Indonesia. Sebuah proyek yang
sangat mengesankan, karena selain seluruh hasil penjualan bukunya disumbangkan
untuk kemanusiaan, mata saya juga menjadi lebih terbuka. Ternyata dengan niat,
semangat berbagi, buku yang didanai terbitnya oleh donatur dan para penulis
yang tergabung di proyek ini bisa menghasilkan nominal lebih banyak untuk
disumbangkan. Ya, 300 buku habis terjual dalam waktu sebulan sejak terbit, dan
Alhamdulillah Januari 2011 itu Charity for Indonesia bisa menyalurkan bantuan
sekitar 18 jutaan (kalau saya tidak salah ingat) dari hasil penjualan buku
tersebut (mungkin sekitar 3 kali lipat dari modal awal)
Proses terbitnya juga cepat karena tim ini dikomandoi oleh kolaborasi penulis
yang punya kemampuan mengedit, melayout, dan desain kover, bahkan buku ini tampil
keren lengkap dengan ISBN, tak kalah dengan terbitan penerbit besar. Tidak
hanya fisik tapi juga isinya sangat menginspirasi dengan banyak endorsement
antara lain dari Taufik Ismail & Kang Abik di cover depan.
Pengalaman kedua, kebetulan awal tahun 2011 itu, saya mendapat hadiah
menerbitkan buku dari Leutikaprio, lini baru self publishing yang juga lahir di
bulan November 2010. Saya tinggal menyerahkan naskah, mengomentari konsep cover
kemudian approve dan terbitlah buku cantik saya Mom Wow di awal bulan Maret
2011.
Berkaca dari dua pengalaman tersebut, saya jadi tahu bahwa menerbitkan buku itu
tak harus antri, menunggu lama, dan bisa dikerjakan, diterbitkan sendiri secara
self publishing. Sungguh saya beruntung, di awal menerbitkan karya, kebetulan
saya dapat pengalaman mengesankan dengan self publishing 2 kali berturut-turut.
Ya, saya patut bersyukur, mulai menekuni menulis di era dengan banyak pilihan
yang memudahkan kita menerbitkan karya.
Kali ini, saya tak akan membahas tentang plus minus cara menerbitkan buku
dengan cara self publishing atau membandingkan dengan cara penerbitan
konvensional. Saat kita telah memantapkan hati, menjatuhkan pilihan untuk
menerbitkan buku secara self publishing tentu kita sudah tahu peluang dan
tantangan yang menghadang. Kita sudah punya strategi, dan berani menanggung
semua konsekuensi pilihan kita.
Saya melihat dari pengalaman pertama saya tadi bahwa bila dilakukan dengan
niat, sungguh-sungguh, serius, dan profesional maka banyak nilai plus yang kita
dapatkan dari self publishing ini. Bila saat ini kita belum mumpuni untuk
menangai segala hal tentang penerbitan yang menurut saya 'njlimet' ini, tentu
bisa berkolaborasi dengan teman. Minta tolong desain, layout dan lain-lain, atau
kalau nggak enak hati merepoti teman, toh saat ini banyak jasa yang bisa
menjadi partner dalam self publishing, seperti Leutikaprio ini.
Nah, pemilihan partner dalam ber'self publishing' ini adalah point yang sangat
penting. Kenali dulu company profilenya, tengok website, lihat katalog, coba
beli buku yang dijual untuk melihat hasil cetak dan mendapatkan pengalaman
membeli buku di sini. Kalau kita suka bukunya dan nyaman bertransaksi, ini
sangat membantu saat kita ingin membeli buku kita nanti. Setelah itu cermati
keunggulannya, baca dan dengar testimoni penulis yang telah berpartner
menerbitkan bukunya.
Bagi saya Leutikaprio adalah partner dalam ber'self publishing' yang cukup
menunjang kesuksesan karya, bahkan kini saya menyebutnya 'one stop publishing',
karena banyak pilihan yang bisa didapat di sini. Sekarang nggak hanya POD
(Print On Demand) tapi juga bisa cetak massal dengan harga yang makin ekonomis.
Diskon pembelian bukunya juga lumayan besar lho ! Saya sudah merasakan, tinggal
serahkan naskah, ajukan konsep cover yang diinginkan (eh, tentunya setelah
transfer pembayaran ya). Kalau ingin gratis sih bisa aja untuk cetak massal 600
pcs, itu biaya penerbitannya gratis, atau ikut event yang sering diadakan dan
berhadiah penerbitan gratis, atau voucher diskon. Gratis itu memang
menyenangkan, saya juga ngejar gratisan, tapi ingat jangan korbankan karya kita
hanya karena iming-iming gratis. Pokoknya sebelum naskah/karya kita serahkan ke
penerbit partner, cermati semua hal yang ditawarkan, temukan alasan/banyaknya
kebaikan sebelum menjatuhkan pilihan
Akhirnya, semua kembali ke tangan kita, ke mana/di mana pun muara karya pilihan
kita, pastikan itulah yang akan membuat kita makin bahagia, berdaya dan
bermakna. Salam Live 2 inspire
Tulisan ini diikutkan dalam event Live 2 Inspire Leutikaprio, Alhamdulillah, meski bukan pemenang pertama, tapi lumayan dapat hadiah paket buku sebesar 70 ribu dan voucher penerbitan Rp. 100 ribu, terima kasih Leutikaprio
http://www.leutikaprio.com/opini/1211208/partner_dalam_self_publishing_itu_penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar