Jumat, 18 November 2016

Dilema Setelah Dua Dasawarsa

Kata iklan "Life is never flat". Yups, dan selama dua dasawarsa usia pernikahan kami, masalah datang silih berganti, mengombang-ambingkan biduk rumah tangga kami. Alhamdulillah, semua bisa kami lalui. Saat ini biduk kami sedang berlayar di lautan tenang, tiba2 ada kabar suami dipindah tempat kerjanya di Cianjur. Emang kenapa kalau kerja di Cianjur ? Gak masalah kan. Ehm, kalau dirunut kilometernya sih sekitar 120 km dari rumah, bisalah ditempuh dalam waktu 2 jam. Itu kalau kondisi normal. Selepas Subuh suami berangkat, dansekitar jam 7 lewat udah sampai kantor. Masalahnya pas pulang jalanan Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur) yang waktu Subuh lancar jaya, kini berbalik jadi super macet. Jam 10 malam, beliaunya nyampai rumah dalam kondisi yang gitu deh. Gimana ya, Pak suami selama ini jarang ngantor bawa mobil. Lebih milih naik motor, dan paling lambat saat Isya udah di rumah. Pas masih dinas di Bogor juga naik motor plus Commuter. Sekarang mau naik motor kok ya badan nggak kuat untuk jarak segitu,jadi ya terpaksa pakai mobil.

Rutinitas kami berubah. Biasanya krucils berangkat sekolah masih bisa bareng papanya, sekarang nggak bisa lagi. Pas papanya pulang, krucils udah tidur. Ya, selepas Isya' kami biasanya langsung bergegas masuk kamar.

"Kalau gini, kayaknya mending pindah rumah ke Cianjur ya." katanya setelah merasa nggak nyaman dengan perjalanan ngantor yang panjang. Glek, rasanya saya nggak percaya dengar ide pindah rumah. Masa' sih segitunya harus pindah, saya juga pernah ngalamin kerja di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang jauh plus lalu-lintasnya juga crowded. Dia juga pindah-pindah di area Jakarta, Depok, Bogor. Saya masih nggak nganggap serius wacana pindah ini.
Suatu ketika Krucils ditanya papanya mau nggak pindah Cianjur. Kagetlah saya, Ini beneran, serius ngajak pindah ?
Si mas, yang udah kelas 9 langsung jawab nggak mau. Si adek yang baru kelas 2 bilang "Mau", dan jawaban saya ambigu. Nanggung, sekolah anak-anak, si Mas jelas nggak bisa pindah karena tahun ini ujian kelulusan SMP, nanti aja lihat sikon pas tahun ajaran baru.
Itu alasan dari segi sekolah anak dan dalam diri ini juga berat berpisah dengan rumah Depok. Kebayang sedihnya meninggalkan rumah yang udah kami tempati sejak awal menikah, lingkungan yang sangat nyaman, teman2 ngaji, arisan, jalan-jalan, tapi kan tugas saya mendampingi suami. Duh hati ini terbelah. 
O...ya, kami pernah berangan-angan untuk nyari tempat di pedesaan saat pensiun (dan anak-anak udah bisa mandiri) tapi itu bukan sekarang. Bukan saat ini dan harus mindah-mindahin sekolah anak.
Sulung kami, si Mas udah keukeuh mau SMA di Depok saja. "Emang, papa berapa tahun nanti di Cianjur ?" tanyanya khas dengan kekritisannya. Ehm, berapa tahun ya, wallahualam, nggak ada SK pastinya.
"Nah, kalau cuma 2 tahun, trus pindah lagi ?

Diskusi, nyari jalan tengah. Akhirnya karena kondisi perjalanan yang nggak mampu dilaju tiap hari, di awal bulan ini pak suami memutuskan kost di dekat kantor, pulang ke rumah tiap Jumat malam. Itu sambil bolak-balik nanya. "Beneran, nggak mau ikut ke Cianjur ?" Saya cuma pasrah jawab, "Anak-anak gimana ?". Ah...

Drama dilema pun dimulai seiring dengan long distance marriage ini. Saya yang sudah berniat taat pada apa pun keputusan suami ternyata belum bisa menerima ide pindah rumah, tapi saya pun agak nggak rela ditinggal kost. Bayangkan, dua dasawarsa kami tak pernah terpisahkan. Kebetulan pekerjaan suami tak mengharuskan sering dinas luar kota juga. Jadi hampir nggak pernah malam2 tanpa si Pa. Ditinggal 5 hari itu rasanya udah kayak ditinggal 5 bulan. Agak lebay ya, tapi memang begitulah. Belum lagi pak suami suka banget nanya, "Mau nggak pindah Cianjur." Dueengg, bikin baper.

Kalau si Mas bisa santai ditinggal papanya nge-kost, si adik hampir tiap hari ngomong kangen papa. Duh, rasanya gimana ya, belum lagi ada rasa di hati kecil yang penginnya apa pun ya kita tetap bareng sekeluarga.


Entahlah, tahun ajaran baru masih sekitar 5 bulan lagi, saya masih terus berdoa untuk mendapat solusi yang terbaik buat keluarga kami. Saya yakin selalu ada hikmah yang bisa kami petik dalam tiap episode fragmen kehidupan. Semoga Allah mudahkan kami memutuskan yang terbaik buat kami sekeluarga. Saat ini kami coba nikmati kondisi ini.

Ini dilema terbesar saya saat ini...
Lomba Blog "Dilema"

Kamis, 03 November 2016

Berkah Hadiah

Berkah, Barokah itu bertambah kebaikannya, kata Pak Ustadz.
Yups, dan saya pun berharap hadiah voucher belanja 500 ribu itu akan berkah.
Sebenarnya saya jarang belanja di minimarket tsb, tapi karena dapat hadiah  voucher belanja, jadilah saya belanja di situ. Ternyata pas bulan Oktober banyak promo, termasuk lucky surprise. Memang saya tiap bulan beli susu, jadi ya udahlah beli dipasin vouchernya 100 ribu. Alhamdulillah dapat diskon 50 ribu rupiah, trus ada quiz testimoni program lucky surprise tersebut, saya submit dan Alhamdulillah beruntung dapat voucher belanja 50 ribu.
Hari lain saya belanja (masih pakai voucher) dan sekalian beli tabloid Nova yang pas ngadain kontes foto di Twitter. Sesudah dari kasir, cekrek saya ber-selfie di dekat pintu sambil agak malu2, trus upload fotonya. Alhamdulillah dapat hadiah voucher belanja 100 ribu.
Oh ya, akhir September, voucher hadiah itu pertama kali saya pakai belanja, dan entah kenapa malam2 saya pengin banget beli Harpic dan submit struknya untuk tantangan yang deadlinenya hari itu juga. Hari ini saya lihat pengumuman, saya kebagian Hadiah voucher belanja 100 ribu.
Masya Allah tabarakallah...
Ya, senantiasa berharap berkah atas rezeki yang sambung menyambung ini. Semoga selanjutnya akan dapat Big Surprise, dan banyak kebaikan dari Gusti Allah, aamiin.
#SyukuriRezeki #Bertambah #Berkah

Senin, 10 Oktober 2016

#SayaDanNOVA

Alhamdulillah dapat hadiah dari kontes #SayaDanNova.
Begini nih kontes kece yang kusuka Durasi kontesnya nggak panjang, prosedurnya gampang, dan semoga hadiahnya cepet datang.
*Nggak ngerti juga nanti berapa nominal hadiahnya karena cuma disebutin voucher belanja :D. O..hadiahnya udah datang, Alhamdulillah dapat tabloid Nova, pouch cantik, dan voucher belanja 100 ribu rupiah.

Selasa, 30 Agustus 2016

Write Your Life

Jadi memang betul ya, apa pun pengalamanmu, perasaanmu, pikiranmu hanya akan tersimpan dalam dirimu kalau kau tak menceritakan atau menuliskannya.
Sering saya merasa perlu menuliskan fragmen2  hidup saya. Anugrah yang saya terima dan sangat saya syukuri. Bukankah kita selayaknya menampakkan nikmat yang kita peroleh.

Semua yang saya simpan di blog ini memang saya niatkan sebagai pengingat dan penyemangat untuk saya, (dan semoga bermanfaat untuk yang lainnya  terutama anak-anak saya. 

Meski seiring waktu saya sadar harus lebih bijak memposting segala sesuatu. Semoga tak ada dampak buruk yang membebani langkah pertanggungjawaban di akhirat kelak. 
Semoga hanya kebaikan-kebaikan yang terus mengalir dari postingan yang saya tinggalkan di sini, aamiin.

Kelak, saat saya tiada (jadi ingat krucil yang nggak ngebolehin saya ngomong tentang 'kalau mama meninggal) *semoga Allah karuniakan saya sehat dan umur panjang yang bermanfaat, aamiin. Krucil dapat mengenang keberadaan saya dari tulisan2 di blog ini.

Inilah point dan pesan yang ingin saya sampaikan buat anak2 

Selasa, 23 Agustus 2016

Hadiah Bahagia di Rumah

Ikut lomba Blog dan juga Pendapat Sahabat Nova. Blognya kalah, tapi Alhamdulillah dapat yang pendapat sahabat Nova :) 

*dokumentasi rezeki, penyemangat diri

ALLAH MAHA AJAIB

Kemarin sore hadiah dari Sariwangi Berbagi Hangatnya Ramadhan nyampai di rumah dan disambut gembira Anggita (dan tentu saja emaknya).

Alhamdulillah, Anggita memang selalu menyambut gembira apa pun hadiah yang didapat (bingkisan teh juga bikin senyum2). Krucil ini lebih mudah bahagia dibanding emaknya.


Setelah 2 kali dapat hadiah bingkisan teh dari Sariwangi, kali ini ketiban kejutan, hadiah utama, lho. Ini kontes share artikel Ramadhan harian, trus pas hari tersebut tiba2 kok  jadi kontes foto. Nggak pakai mikir panjang karena kami memang biasa buka puasa pakai teh ini ya sekalian difotoin.

Ehm, foto apa adanya, biasa.., malah sebenarnya ini belum siap tapi si mas yang diminta motret nggak mau ngulang lagi, buru2 berangkat jamaah shalat tarawih di masjid. Rasanya gemes, tapi ya udahlah, kan emang ibadah lebih utama. 

Pas saya lihat lagi fotonya lumayanlah, malah natural, menunjang cerita momen buka puasa jadi ya bismillah aja, kirim dan 2 hari kemudian diumumkan menang hadiah microwave. Ya, sesederhana itu prosesnya.
Tadinya saya kira dapat voucher belanja, eh ternyata untuk foto kontes hadiahnya microwave oven *dan saya baru baca detail SK-nya kemudian.


Alhamdulillah...sering saya takjub dengan kejutan dari Allah. Begitu juga mungkin dengan krucil, dia pernah nanya"Mama, mama kok bisa menang, padahal foto kita biasa aja ya ?" 

 'Kok bisa ?' Ya, sungguh Allah maha bisa, maha ajaib. Allah-lah yang mengatur, semua hal mudah bagi Allah. Saat Allah pengin kasih hadiah buat kita, Allah gerakkan kita untuk bertemu dengan hadiah tersebut. Gimana ya  membahasakannya, ya begitulah, pokoknya Allah itu Maha Ajaib...

Tugas kita memang hanya berdoa sambil berusaha mewujudkan impian. Terus bersabar dan bersyukur. Masalah Hasilnya/apa yang akan kita dapat tergantung kehendak Gusti Allah. Ini bikin hati kita ringan dan terus semangat berusaha karena yakin Allah Maha Segala...

*dan sampai seminggu kemudian, microwave ini masih tersimpan manis di kardus, xixixi, padahal saya pernah pengiiiin banget punya beginian. Aiih...semoga hadiah ini berkah, aamiin allahumma aamiin


Sabtu, 16 Juli 2016

Senin, 30 Mei 2016

Hanya Perlu 2 Langkah tuk Bahagia di Rumah

           Pagi ini, seperti hari-hari biasanya, rumah menjadi sepi setelah suami dan anak2 berangkat beraktivitas (kerja dan sekolah). Setelah menutup pagar rumah saya pun mulai bebenah. Saya memilih mengerjakan pekerjaan rumah sendiri setelah si kecil lepas masa batita, karena saya merasa sanggup mengerjakannya. Sebagai ibu rumah tangga, rutinitas mengurus rumah itu ya begitulah. Membersihkan yang kotor, merapikan yang berantakan. Menjemukan ? Kalau saya boleh jujur saya akan jawab "Iyaa bangeet" Ups, tapi saya nggak mau ngeluh, Alhamdulillah itu pilihan saya. Saya bawa hepi aja.
Kok bisa ? Ya bisa dong. Menjadi bahagia itu pilihan dan saya sudah memilih untuk bahagia di rumah.
         Sebagai ibu sekaligus ratu di rumah, saya sadar banget kebahagiaan saya bisa membuat seisi rumah ceria, bahagia bak di surga. Yups, Happy Me, Happy Home. Makanya saya selalu berusaha bahagia.

Apa sih makna bahagia ? 
Dalam KBBI, arti bahagia itu adalah perasaan senang dan tentram, terbebas dari segala yang menyusahkan.
Jadi ini tentang perasaan, bukan pencapaian. Bahagia kita bisa jadi nggak sama, karena jelas ini bersikap subyektif. 
           Saya punya kegiatan Selingan Usir Penat andalan. Kalau saya bosan dengan pekerjaan rumah yang berulang saya lakukan, saya pun melakukan ReHat (Refleksi Hati), ngobrol dengan diri sendiri, kadang saya juga suka mencatat apa yang ada di angan, cerita seru sebagai ibu tuk kenangan dan memperpanjang kebahagiaan. Catatan ini Alhamdulillah sebagian udah jadi buku yang terbit secara indie. Ini salah satu cara saya mengenali diri dan bersyukur.
Buku hasil ReHat, Selingan Usir Penat yang bikin bahagia
Saya juga sempatkan diri tuk melakukan hobi. Hobi saya kebetulan sederhana, membaca dan momong krucils. Ini bikin hati bahagia luar biasa.

Saya suka membaca Tabloid wanita yang menginspirasi dan apa saja yang membuat diri senang dan bisa terus berkembang. 

Bahkan saya beberapa kali hadir di TalkShow yang sering diadakan tabloid Nova dan juga pernah ikut Mobil Nova dan Nova Inspiring Piknik. Keluar rumah sejenak dan bertemu dengan teman-teman juga bisa jadi sarana 'me time' yang sangat bermanfaat. 
        Salah satu acara Nova Inspiring Day yang berkesan dalam rangkaian NOVAVERSARY tahun 2015 yang saya ikuti adalah berlatih Yoga tawa dan mengikuti Talkshow Perempuan Berkilau. 

Saya mencatat Cara Menjadi Perempuan Bahagia di Segala Peran, yang dibawakan Ibu Sukmayanti Ranadiraksa, SPsi, MPsi.
            Dari sharing tersebut saya makin mantap  menerapkan 2 langkah tuk menjaga rasa bahagia di rumah.

Pertama dan terutama adalah menerima diri, mencintai diri apa adanya. Kuncinya adalah bersyukur. Dengan rasa syukur itu kita selalu bisa berpikir positif. Kita menyadari kekurangan dan kelebihan kita dan kemudian fokus mengembangkan diri.
Ingat juga untuk tidak membebani diri dengan target yang nggak realistis. Merasa cukuplah setelah kita berusaha dan kondisi tidak memungkinkan.
Jangan sampai seharian ngomel "Whaduh, jemuran kehujanan, gara-gara nggak ada brokoli di tukang sayur jadi buru-buru ke supermarket tadi. Whaduh udah siang belum bikin black forest buat camilan"dan seterusnya whaduh yang bikin emosi tinggi.
Kalau banyak "whaduh" nya harus segera teliti target dan kemampuan manajemen waktu kita biar bisa tetap hepi.
Bukankah bahagia itu adalah kepuasan yang kita rasakan sekarang ? Jadi untuk bisa merasa bahagia kita harus bisa merasa cukup. Jangan biarkan hal-hal kecil merusak kebahagiaan kita. Kadang ide masak saya berubah sesuai yang ada di gerobak tukang sayur, dan nggak masalah tuh.
 
Langkah kedua untuk bahagia adalah memberi, berbagi pada sekitar. 
Sudah coba ? Kalau belum, cobalah, dan rasakan bahagia itu. Berbagi bukan hanya materi. Kita bisa berbagi semangat, keceriaan, senyum, cerita bagus, ilmu, tulisan yang menginspirasi. Di era internet ini berbagi inspirasi menjadi lebih mudah, tapi kita harus selalu ingat saring sebelum sharing. Hanya berbagi yang baik, benar dan bermanfaat.
Berbagi bahagia dengan menjadi role model buat anak-anak di rumah itu sudah seperti keharusan bagi saya.

           Dengan 2 langkah tersebut, saya siap menyambut kedatangan 2 krucils dan suami dengan senyum yang mengembang. Anak2 lebih dahulu pulang. Sebisa mungkin saya menularkan kebahagiaan ke mereka. Bermain, ngobrol, mandi, ngemil hingga mereka pun bisa bahagia dan berwajah ceria saat membukakan pintu tuk papanya yang pulang kerja. Papa pun pasti akan bahagia memasuki rumah.
Inilah wajah Bahagia Keluarga Kami 

           Begitulah, untuk merasakan bahagia di rumah itu sederhana dan mudah. 
Ya, cukup 2 langkah, dimulai dengan diri yang bersyukur dan pancarkan ke seluruh rumah.
Happy Me, Happy Home, Happy Life. 

Jumat, 29 April 2016

#MOMAZING

Memory FB itu amazing.
Ini momen kenangan kemenangan setahun lalu.
Kontes seperti ini yang saya suka. Foto dan Cerita tentang perkembangan anak yang bikin kita sebagai emak merasa amazing (Momazing).
Foto dan cerita krucils saya banyak banget dan 2 foto inilah yang saya pilih.

Cerita tentang Anggita kecil (belum genap 2 tahun) yang minum susu uht di stasiun, tiba2 beranjak dari tempat duduk, jalan dengan 'uglik2' tuk membuang kotak susunya yang udah habis. Sungguh bikin saya terpana, bahagia, bangga. 

Foto lainnya adalah Anggita yang menggambar kupu2 untuk menghibur saya yang agak kecewa karena hujan jd gak bisa lihat kupu2 di taman.
Ini juga bikin saya terharu dengan sikap empati Anggita. Anggita sahabat terbaik saya :)

Entah foto mana yang terpilih. Jalan rezeki selalu misteri. Saya udah lama nggak ikut kuis/kontes. Alasannya karena komputer rusak dan saya gak bisa pakai Smartphone,  pokoknya maleslah, gagal move on dari komputer.

Ndilalah, Alhamdulillah, kersaning Allah saya bisa ikutan ini dan masuk ke barisan 20 finalis. Hadiahnya pas banget jd THR, uang tunai Rp. 2 juta rupiah.

Nah, jadi harus rajin2 ngontes, eh harus terus berupaya melakukan hal2 yang menyenangkan dan bermanfaat buat diri dan keluarga.

Jadi malu sama Gusti Allah kalau saya nggak bergerak menjemput rezeki yang sudah disiapkan. Semangaaaat...

Sabtu, 16 April 2016

Ngubek Perpustakaan Sambil Tiduran

Udah jam 9 malam tapi krucils belum merem, asyik dengerin musik. Sekali-sekali biarlah toh besok libur.
Emaknya asyik juga fesbukan, nemu berita tentang iJakarta, Perpustakaan Digital, langsung coba pasang dan daftar jd anggota perpustakaan. Klak klik, nyari cara pinjamnya gimana. Nggak ada petunjuknya, untungnya webnya simple dan mudah diakses. Bukunya lumayan banyak dan menarik. Coba tebak, buku apa yang dipinjam si mak ? 

Selasa, 12 April 2016

BAHAGIA, NGEBLOG SUKA-SUKA

Saya punya beberapa blog bukan diniatkan buat ternak blog atau apalah-apalah, tapi karena emang pengin bikin2 aja *eh.

Bisa punya beberapa blog karena gaptek, kalau nemuin masalah semisal lupa password atau bahkan lupa nama blognya, ngabur gitu aja. Sering juga bosan dan ngerasa nggak perlu ngeblog, trus pengin lagi, bikin lagi, xixi (alamak labilnya si emak).

Sebenarnya buat apa sih ngeblog ? 

Saya pernah baca anjuran gini 

"Ngeblog-lah supaya lebih bahagia ! 
Buat saya sih, ngeblog itu ibarat curhat sempurna. Ngeblog juga bisa jadi cara mendokumentasikan kenangan, memperpanjang kebahagiaan. 

Yups...jadi lebih bahagia ternyata mudah kan ya..
Ya...gitu deh, ngeblog suka-suka yang bikin bahagia :)
Seneng aja pas udah selesai nulis curhat, plong...

Ehm, mau pamer eh mendokumentasikan kenangan beberapa blog yang saya punya. Isinya sih sejenis, curhat emak, cerita tentang anak2, xixi ini nanti akan jadi harta karun warisan buat anak cucu yang lucu-lucu

Sabtu, 02 April 2016

Chat Kecil

Pagi2, nak wedok udah nanya "Papa mana, Ma ?" Laah..padahal dari kemarin2 udah diomongin kalau si pa mau ke Solo trus ke Semarang.
Siang, krucil ini mulai lebay bilang "Aku kangen Papa". Hmmm...
Sore, dia minta Emaknya dial no telp Eyang, karena pengin cerita ama papa.
Udah, trus duduk di dekat telp asyik redial 2 kali sambil ketawa, xixi aku lagi.
Malam minjam HP dan asyik chat. Geli juga baca obrolannya, eh nulisnya juga udah lumayanlah buat level kelas 1.

Kamis, 31 Maret 2016

Awali Kebiasaan Baru

Saat melihat event Bulan Sarapan Sempurna yang cara mainnya dengan upload menu sarapan setiap hari, saya mikir sambil pengin (hadiahnya, xixi). Ini tantangan banget bagi saya. Terutama karena kami nggak pernah sarapan bersama, bahkan nggak punya meja makan (Eh, pemenang mingguan hadiahnya meja makan lho, moga bisa dapat di minggu terakhir, amin).
Sarapan itu penting. Yups, saya udah diberitahu sejak zaman mbah dulu. Saya juga banyak baca manfaat sarapan, tapi prakteknya, sarapan ini jadi waktu makan yang sulit karena pagi itu golden time saya buat ngobrol dengan Gusti Allah dan diri saya sendiri (berefleksi lah kerennya). Saya lebih senang membaca di waktu ini. Dulu saya biasa nyalain komputer tiap pagi, bukan nyalain kompor. Ok-lah lupakan kendala diri. Sekarang ganti kebiasaan, habis shalat Subuh, nyalain kompor. Minimal dadar telur, beres.
Nah, terus siapin krucils untuk tertib sarapan. Anggita perlu waktu agak lama buat makan, jadi dia harus dikondisikan rapi dan sarapan di jam 6. Si Mas memang bisa sarapan secepat kilat, 5 menit sambil duduk di senderan sofa.  Waktu sarapan itu benar2 sempit dan rumit karena jam setengah 7 paling telat, krucils dan si pa' harus udah jalan. Bagusnya sih krucils ini masih selalu minum susu setiap bangun tidur dan juga sarapan (sesempatnya).
Ok, deh, sarapan ini lebih ke kesadaran sebenarnya dan saya pun berkomitmen menyediakan menu sarapan di pagi hari. Saya nyoba ngisi diary di Bulan Sarapan Sempurna. Sukses, webnya mudah diakses meski lewat HP, uploadnya cepat juga. Jadi semangat ngisi diary, trus makin semangat karena setelah upload 4 hari, salah 1 foto saya menang hadiah harian, Alhamdulillah, rasa kangen dapat hadiah voucher belanja terobati sudah. Lanjut upload tanpa bolong sampai periode berakhir 31 Maret ini.
Konon, diperlukan waktu minimal 21 hari untuk berubah dan membangun kebiasaan baru. Senang aja udah sukses berkomitmen dan berhasil mengalahkan kemalasan.
Selanjutnya kami, ortu yang selalu dilihat anak ini semoga bisa jadi role model yang baik dalam segi apa pun, aamiin.
Ini foto2 sarapan kami. Hanya Anggita yang mau difoto2 buat kontes, xixi, terima kasih ya, Nggi, udah jadi sahabat mama bergembira ria :D
Itu fotonya pas sarapan dan minum susu beneran lho..